Translate

Minggu, 19 Juni 2016

SPBU UMM


Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan Soft Opening Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Sabtu (27/10). Hari itu juga  SPBU yang terletak di depan masjid AR Fahruddin dan berseberangan dengan UMM Dome itu mulai beroperasi dan ramai melayani masyarakat umum.
Direktur SPBU UMM, Ir Lukito Prasetyo, MT, menerangkan meski baru dibuka SPBU UMM akan melayani 24 jam. Hal ini karena mengikuti standar Pasti Pas yang ditetapkan Pertamina. “Salah satu ciri pelayanannya adalah cepat dan tepat,” katanya.
Letak SPBU yang strategis dinilai menguntungkan unit usaha ini. Untuk melayani pasar internal UMM saja SPBU ini sudah sangat besar pangsa pasarnya. Setiap hari di dalam kampus UMM terparkir lebih 4000 mobil dan
12.000 sepeda motor. Jika saja 5-10 persen perhari mengisi bahan bakar di SPBU itu sudah merupakan angka yang cukup besar.
“Belum lagi pengguna jalan lain yang melintasi jalan poros Malang-Batu. Selain kendaraan pribadi, bis dan angkutan umum juga banyak yang memerlukan pengisian bahan bakar pada titik sini,” lanjut Lukito.

SPBU ini merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki oleh UMM. Sebelumnya UMM telah mengembangkan Hotel UMM Inn, Bengkel Yamaha, UMM Bookstore, UMM Dome, UMM Medical Center, University Farm, UMM Press, Asrama mahasiswa, serta kantin-kantin.
Rektor UMM, Dr Muhadjir Effendy, MAP, mengatakan pengembangan unit bisnis di lingkungan kampus memiliki beberapa tujuan. Selain memperoleh keuntungan financial untuk menopang biaya operasional universitas, juga sebagai laboratorium terapan serta memperkuat iklim kewirausahaan mahasiswa dan dosen.
Mengembangkan bisnis, kata rektor, tidak bisa dilakukan dengan coba-coba dan perhitungan sekenanya saja. Pengalaman dan kecermatan sangat menentukan berhasil tidaknya usaha disamping insting bisnis yang dimiliki.
Lebih jauh, rektor menyatakan hasil usaha unit bisnis di UMM sepenuhnya digunakan untuk kepentingan universitas. Keuntungan yang diperoleh dipergunakan untuk mensubsidi keperluan pelayanan kepada mahasiswa. “Sehingga jumlah yang dibayarkan oleh mahasiswa tidak seberapa dibanding dengan pelayanan yang diperolehnya,” ujarnya.
Persiapan pembangunan SPBU UMM terbilang cukup lama. Perlu waktu dua tahun untuk mengurus perijinan penggunaan lahan,  IMB, ijin usaha, Amdal, dan ijin keselamatan kerja. UMM sendiri berkomitmen tidak akan mengoperasikan sebelum semua ijin klir. Itulah sebabnya meski bangunan fisiknya sudah kelar beberapa bulan lalu baru dibuka saat ini.
Secara teknis, SPBU UMM mampu menampung 100.000 liter Bahan Bakar Minyak (BBM). Terdiri dari 3 polo, 4 dispenser seperti bahan bakar jenis Pertamax, Pertamax plus, Premium dan Solar. Saat ini SPBU UMM memperkerjakan 18 karyawan yang berasal dari warga sekitar kampus UMM. Mereka dilatih khusus untuk melayani pelanggan sebaik mungkin.

0 komentar:

Posting Komentar